Pages

Senin, 10 Agustus 2015

Kenalan DI FB akhirnya bobo bareng

GARA gara facebook atau FB, banyak yang jadi korban perselingkuhan. Contohnya Saman, 50, dan Winda, 45, dari Muaraenim (Sumsel) ini, berangkat dari kenal di FB, akhirnya malah bobok-bobok di kamar. Warga pun menggerebeknya dan dilanjutkan dengan nikah paksa dan bayar denda.

FB kini bagaikan pisau bermata dua, banyak manfaat tapi juga penuh mudlarat. Kalau pandai menggunakan, menguntungkan pemakai. Tapi jika disalah guakan, sudah tidak terhitung gadis yang kena malapetaka gara-gara kenal cowok melalui FB. Dari yang ditipu uangnya, digondol kehormatannya sampai hilang pula nyawanya.
Winda – Saman rupanya tak pernah memikirkan dampak negatipnya. Kali kenal lewat jagad maya yang namanya FB, keduanya sepakat ketemu. Ternyata Winda janda yang masih sangat STNK. Begitu pula Saman, dia termasuk kakek yang masih sangat enerjik. Usia 50 tahun itu kan khusus untuk puser ke atas, sedangkan puser ke bawah baru berusia sekitar 17-20 tahun saja.
Saman sangat cocok dengan janda sekel nan cemekel itu, begitu pula Winda. Bila sudah cocok untuk berkoalisi, kenapa tidak dilanjutkan dengan eksekusi? Opsi terakhir itulah yang kemudian ditempuh, karena sejak menjanda Winda tak tahu lagi akan keperkasaan seorang lelaki. Janda berdurasi 3 tahun itu ingin bukti keperkasaan Saman apakah masih seperti Mbah Maridjan yang rosa-rosa itu.
Tanpa takut jadi sorotan tetangga, mereka menjalin kasih bukan di hotel, melainkan di kamar Winda sendiri. Hal itu terjadi sudah berulangkali, karena keperkasaan Saman memang tanpa lawan. Untungnya ini bukan soal pilkada, sehingga untuk eksekusi lagi tak perlu dimundurkan tahun 2017.
Enak bagi Winda-Saman, lama-lama enek buat warga Kelurahan Pasar III, Kecamatan Kota Muaraenim, sehingga pasangan mesum itu mulai diwasdai dan bernar-benar digerebek setelah keduanya kenyang menikmati cinta terlarang. Keduanya tak bisa berkutik dan hanya pasrah ketika diadili secara adat.
Keduanya dinikahkan mendadak, sehingga sah sebagai suami istri. Tapi kewajiban “bersih kampung” tidak otomatis gugur. Keduaya tetap kena denda pembangunan kampung, sebagai kompensasi atas tindakannya yang bikin warga kampong itu tercemar.
Makin banyak warga mesum, proyek kampun cepat selesai.

Sumber:poskotanews.com ( nah ini dia)