GARA gara facebook atau FB, banyak yang jadi korban perselingkuhan.
Contohnya Saman, 50, dan Winda, 45, dari Muaraenim (Sumsel) ini,
berangkat dari kenal di FB, akhirnya malah bobok-bobok di kamar. Warga
pun menggerebeknya dan dilanjutkan dengan nikah paksa dan bayar denda.
FB kini bagaikan pisau bermata dua, banyak manfaat tapi juga penuh
mudlarat. Kalau pandai menggunakan, menguntungkan pemakai. Tapi jika
disalah guakan, sudah tidak terhitung gadis yang kena malapetaka
gara-gara kenal cowok melalui FB. Dari yang ditipu uangnya, digondol
kehormatannya sampai hilang pula nyawanya.
Winda – Saman rupanya tak pernah memikirkan dampak negatipnya. Kali
kenal lewat jagad maya yang namanya FB, keduanya sepakat ketemu.
Ternyata Winda janda yang masih sangat STNK. Begitu pula Saman, dia
termasuk kakek yang masih sangat enerjik. Usia 50 tahun itu kan khusus
untuk puser ke atas, sedangkan puser ke bawah baru berusia sekitar 17-20
tahun saja.
Saman sangat cocok dengan janda sekel nan cemekel itu, begitu pula
Winda. Bila sudah cocok untuk berkoalisi, kenapa tidak dilanjutkan
dengan eksekusi? Opsi terakhir itulah yang kemudian ditempuh, karena
sejak menjanda Winda tak tahu lagi akan keperkasaan seorang lelaki.
Janda berdurasi 3 tahun itu ingin bukti keperkasaan Saman apakah masih
seperti Mbah Maridjan yang rosa-rosa itu.
Tanpa takut jadi sorotan tetangga, mereka menjalin kasih bukan di
hotel, melainkan di kamar Winda sendiri. Hal itu terjadi sudah
berulangkali, karena keperkasaan Saman memang tanpa lawan. Untungnya ini
bukan soal pilkada, sehingga untuk eksekusi lagi tak perlu dimundurkan
tahun 2017.
Enak bagi Winda-Saman, lama-lama enek buat warga Kelurahan Pasar III,
Kecamatan Kota Muaraenim, sehingga pasangan mesum itu mulai diwasdai
dan bernar-benar digerebek setelah keduanya kenyang menikmati cinta
terlarang. Keduanya tak bisa berkutik dan hanya pasrah ketika diadili
secara adat.
Keduanya dinikahkan mendadak, sehingga sah sebagai suami istri. Tapi
kewajiban “bersih kampung” tidak otomatis gugur. Keduaya tetap kena
denda pembangunan kampung, sebagai kompensasi atas tindakannya yang
bikin warga kampong itu tercemar.
Makin banyak warga mesum, proyek kampun cepat selesai.
Sumber:poskotanews.com ( nah ini dia)
Senin, 10 Agustus 2015
Langganan:
Postingan (Atom)