Pages

Rabu, 27 Mei 2015

Patilan lele dumbo

DEMI tegaknya kendil di dapur, Jumadi, 37, rela jarang di rumah karena bisnis ikan di Ibukota. Tapi istrinya yang kesepian, di rumah malah memasukkan “lele dumbo” yang lumayan kuat patilannya. Jumadi baru tahu kelakuan istrinya selama ini, setelah diberi tahu para tetangga dan siap digelar penggrebekan bersama.

Sebelum ada beras plastik yang bikin heboh, cinta plastik sudah lama berlangsung di tengah masyarakat. Maksudnya, cinta pada suami hanya tiruan alias plastik saja, karena cinta sejatinya justru diberikan kepada lelaki lain, yang mampu memberikan nafkah lahir dan batin secara seimbang. Maklumlah, wanita tak hanya butuh pasokan perut, tapi juga yang di bawah perut.
Ny. Miyarsih, 29, dari Cirebon termasuk wanita yang tak puas oleh pelayanan suami yang tak seimbang. Memang dia juga mengapresiasi langkah suami yang mau cari kerja sampai Ibukota (Jakarta). Tapi sebagai suami diharapkan selaku bersikap adil. Artinya, meski cari naflah sampai ujung dunia, kewajiban untuk istri harus selaku dipenuhi. Sebab kewajiban suami tak hanya ngayani (memberi pangan dan sandang), tapi juga “ngayeli” alis melayani hubungan intim.
Memang, demi tetap tegaknya kendil di dapur, sejak tiga tahun lalu Jumadi bisnis ikan di Jakarta. Pulang ke Cirebon hanya dua minggu sekali atau bahkan sebulan sekali. Secara materi memang sudah lumayan. Tapi kan kebutuhan istri tak hanya itu. Dia juga butuh kehangatan malam. Tapi selama ini, keinginan Miyarsih selalu terkendala, karena suami tak di rumah. Paling menjengkelkan, pas suami pulang dia sendiri berhalangan karena “lampu merah”. Akhirnya malam itu yang ada hanya persahabatan tanpa pertandingan. Padahal yang namanya PSSI, tanpa pertandingan bisa bubar.
Adalah Wikono, 47, tetangga dekat rumah. Rupanya dia selama ini selalu memperhatikan Miyarsih yang sering ditinggal suami. Dia pun memprediksi bahwa istri Jumadi ini sangat kesepian dan kedinginan setiap malam. Kalau hanya kesepian biasa, nyetel radio sudah terhibur. Kalau kedinginan biasa, duduk-duduk dekat kompor juga selesai. Tapi untuk kedinginan yang satu ini, “Saya siap jadi dewa penolongnya.” Begitu kata Wikono kemudian.
Sekali waktu malam-malam dia mencoba main ke rumah Miyarsih. Awalnya sih sekedar ngobrol-ngobrol biasa. Tapi setelah anak-anak pada tidur, mereka mulai bicara perihal yang nyerempet bahaya. Ee ternyata Miyarsih sangat merespon. Buktinya ketika Wikono membimbingnya ke ranjang sama sekali tak menolak. Maka terjadilah aksi mesum kali pertama antartetangga ini.
Rupanya Miyarsih sangat menikmati. Maka lain waktu, di kala suami bisnis ikan di Jakarta, dia justru memasukkan “lele dumbo” ke dalam kamarnya. Biar usia lebih tua 10 tahun dari suami, tapi lele dumbo yang pakai kumis itu “patilan”-nya memang maut. Wikono memang tahu apa yang dibutuhkan wanita, dan dia selalu memberikan porsi yang tepat, yakni: tiga kali seminggu sesendok makan!
Lama-lama aksi mesum antartetangga itu tercium tetangga, ketika ada warga yang melihat pukul 24.00 Wikono keluar dari rumah Miyarsih. Seorang warga pun menghubungi suami Miyarsih di Jakarta. Apa jawabnya, “Kalau memang begitu, grebek saja mereka!”
Tapi sebelum ada penggerebekan, Jumadi sudah keburu pulang karena kepengin segera klarifikasi. Awalnya istri membantah bermain dengan tetangga. Katanya, Wikono datang malam-malam sekedar mau betuli kompor gas. Tapi warga yang tak percaya segera menginterogasi Miyarsih – Wikono. Hasilnya, Wikono mengaku bahwa sudah jalan 3 tahun jadi praktisi begal bini orang. Warga hampir saja emosi, untung segera didatangkan polisi, sehingga Wikono selamat dari amukan masa.
Habisnya, Wikono juga tukang “ngamuk” bini tetangga.



Sumber:poskotanews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar