Lembaga non profit bidang kesehatan dan keselamatan di Amerika Serikat,
National Safety Council (NSC) membeberkan fakta baru. Berdasarkan
survei, terdapat fakta menyebutkan 91 persen orang tua yang mengemudi
sambil melakukan kegiatan yang mengurangi konsentrasi (distracted driving), dilakukan di depan anak-anak mereka.
Selain
itu, 88 persen dari mereka mengaku sebagai pengajar utama putra dan
putri mereka mengemudi mobil, ketika beranjak dewasa. Sayangnya, budaya
mengemudi kedua orang tuanya, bukan yang terbaik, bahkan bisa
dikategorikan buruk.
Hasil penelitian ini menggarisbawahi
pentingnya sosok panduan ketika mengemudi. Orang tua harus sadar kalau
mereka melakukan kebiasaan buruk mereka ketika mengemudi (distracted driving) bisa mengancam keamanan di jalan. Apalagi melakukan hal itu dan mengajarkannya ke putra-putri mereka.
Deborah AP Hersman, Presiden dan CEO NSC, dilansir Inautonews
(3/5/2015) mengatakan, "Ketika hal ini berkaitan dengan mengajarkan
remaja untuk mengemudi, instruksi 'Lakukan apa yang saya katakan, bukan
seperti yang saya lakukan', bisa fatal. Orang tua yang menelpon atau SMS
sambil mengemudi menularkan pesan dan budaya buruk pada anak-anak
mereka, menganggap kalau gaya mengemudi seperti itu diperbolehkan."
Meskipun,
penelitian NSC juga mengindikasikan kalau orang tua sadar risiko dan
bahaya apa yang dihadapi remaja. Termasuk, potensi gangguan konsentrasi
jika mengemudi ditemani remaja lain dalam satu mobil. Sekitar 57 persen
orang tua melarang remaja mereka mengemudi bersama teman-teman
sebayanya, yang berpotensi memperbesar risiko tabrakan sampai 44 persen.
Jadi, keluarga merupakan lingkungan terkecil bagi generasi muda
untuk belajar bagaimana cara mengemudi dengan baik. Orang tua harus
bisa lebih bertanggung jawab dalam menurunkan budaya mengemudi baik
kepada putra-putrinya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar