WASHINGTON – Pejabat-pejabat Amerika menggambarkan warga Tunisia
yang dikenal sebagai “Abu Sayyaf” itu terlibat dalam operasi keuangan
dan militer kelompok itu, termasuk salah satu operasi yang menjadi
sumber dana utama ISIS yaitu industri pasar gelap minyak dan gas.
ABC News mengutip seorang pejabat Amerika yang tidak disebutkan
namanya sebagai mengatakan Abu Sayyaf menjadi target karena diduga
memiliki kaitan dengan pekerja bantuan Amerika – Kayla Muller – yang
ditangkap kelompok teroris itu tahun 2013 dan kemudian dibunuh.
ABC sebelumnya melaporkan bahwa Mueller telah diserahkan kepada Sayyaf, baik untuk dinikahi secara paksa atau menjadi budaknya.
Laporan itu mengatakan keluarga Mueller mengamati dengan seksama
situasi tersebut hari Sabtu tetapi belum memberi komentar apapun.
ABC News melaporkan dorongan untuk menangkap Sayyaf disetujui oleh
Presiden Barack Obama pada bulan Maret tak lama setelah kematian Muller
diverifikasi. Laporan itu mengatakan beberapa penasehat keamanan
nasional menolak memberi komentar tentang kepastian persetujuan yang
diberikan presiden itu.
Gedung Putih mengatakan Presiden Obama Jum’at malam (15/5)
memerintahkan Pentagon untuk mengirim personil Amerika yang berpangkalan
di Irak untuk melakukan serangan di Al Omar, langkah yang jarang
dilakukan selain strategi khusus lewat udara yang selama ini dilakukan
terhadap militan ISIS.
Serangan itu dilakukan lewat operasi darat satu-satunya yang pernah
dilakukan sejak koalisi internasional mulai menarget kelompok militan
itu lewat udara bulan Agustus lalu.
Sementara itu istri Sayyaf yang dikenal sebagai “Ummi Sayyaf” kini
berada di lokasi tahanan militer Amerika di Irak. Dalam penggerebekan
itu seorang perempuan Yazidi yang juga ditahan oleh pasangan Sayyaf itu
berhasil dibebaskan.
Menurut juru bicara Dewan Keamanan Nasional Bernadette Meehan, tidak
ada satu personil Amerika pun yang tewas atau luka dalam operasi itu.
Nama sesungguhnya pasangan itu juga belum diumumkan.
Amerika dan beberapa mitra koalisi setiap hari telah melancarkan
serangan udara terhadap sasaran-sasaran ISIS di Irak dan Suriah selama
beberapa bulan ini, tetapi sangat membatasi keterlibatan di pasukan
darat. Koalisi juga telah melancarkan 21 serangan udara gabungan
sepanjang Jum’at malam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar