SRIASIH, 30, bukan konsultan, tapi ngobrol-ngobrol lama dengannya
bisa kena cash 10 truk batu koral. Kok bisa? Ya bisa saja! Kalau nggak
percaya tanyakan pada Haryadi, 30, warga Jember (Jatim).
Dia ngobrol
dengan Sriasih di kala suaminya tak di rumah, langsung digerebek warga.
Kalau tak mau jadi urusan polisi, harus bayar 10 truk koral. Oo….begitu.
Konsultan itu mahal bayarannya, lebih-lebih bidang hukum
(pengacara). Satu jam konsultasi bisa kena cash 500 dolar AS. Maka
mereka yang jadi alpukat top seperti Hotman Paris dan OC Kaligis, kaya
raya. Beda dengan buah advokat, sekilo hanya Rp 20.000,- Kalau dicampur
es dan susu, lumayan buat seger-seger saat berbuka puasa.
Nah, Haryadi warga desa Jombang, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jember
(Jatim), betul-betul kena batunya. Dia hanya ngobrol lama dengan wanita
cantik Sriasih malam hari, eh dipaksa bayar denda batu koral 10 truk.
Ketimbang benar-benar jadi urusan polisi, Haryadi pun pililih
membayarnya, meski itu berarti dia harus rogoh kocek dalam-dalam sampai
Rp 5 jutaan.
Haryadi memang masih bujangan. Sudah lama berburu jodoh, tapi belum
dapat juga. Kok belum lama ini kenal dengan Sriasih warga Desa Wonorejo
Kecamatan Jombang. Ceweknya cantik dan sesuai benar dengan seleranya.
Maka begitu dia memberikan alamat rumah, Haryadi langsung mampir. Tapi
ternyata Sriasih sudah punya anak dan suami, hanya kepala rumahtangga
itu bekerja di Kalimantan.
Sebetulnya dia tak mau datang lagi ke rumah Sriasih, tapi perempuan
itu selalu mengundangnya main, meski sekedar ngobrol. Ngobrol dengan
perempuan cantik yang juga supel, memang mengasyikkan. Maka Haryadi pun
meski tanpa motif dan target tertentu sering main ke rumah Sriasih.
Waktunya malam hari, karena di siang hari sibuk oleh pekerjaan kantor.
Ternyata kunjungan rutin Haryadi ini menjadi catatan warga. Kalau
sekedar tamu biasa, kok datang rutin. Yang paling mencurigakan, kenapa
musti malam hari, padahal suami Sriasih tak di rumah. Dugaan pun
menguat, Sriasih – Haryadi punya hubungan khusus, jangan-jangan malah
sudah hubungan intim.
Beberapa hari lalu Pak RT pun mengerahkan warganya untuk menggerebek
pasangan yang mencurigakan itu. Saat rumah itu dikepung, ditemukan
Sriasih – Haryadi hanya duduk-duduk biasa di ruang tamu. Padahal pikiran
warga sudah kadung ngeres: pasti keduanya sedang bugil bak
oncek-oncekan singkong, berbuat mesum di kamar.
Isin mundur (pantang malu), keduanya segera diarak ke rmah Pak RW.
Meski keduanya tidak dalam posisi berbuat, tapi bertamu malam-malam pada
istri orang yang sedang ditinggal suami merantau, sudah termasuk cacat
moral. Itu layak mendapat peringatan Pak RT selaku penguasa wilayah.
Setelah berembug dengan tetua desa, keduanya pun dikenakan sanksi
adat, membayar denda 10 truk batu koral. Matrial tersebut nantinya mau
dipakai untuk perbaikan jalan lingkungan. Itu sekedar opsi. Jika tidak
sanggup, penyelesaian hukumnya di kantor polisi. Tapi resikonya, pelaku
bisa ditahan. Padahal belum melakukan sesuatu.
Ketimbang berpanjang-panjang masalah, Haryadi terpaksa menyanggupi
setor koral. Ketimbang dibawa ke polisi, salah-salah bisa ditahan. Kan
kacau. Tapi dia berani sumpah bahwa tidak ada tindakan tak terpuji atas
Sriasih yang bini orang itu.
Makin banyak penggerebekan, jalan kampung cepat jadi.
Sumber:poskotanews.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar